Kamis, 30 April 2009

kommasa

Topik yang dapat dijual kepada media adalah tentang alutsista TNI Angkatan Udara yang berupa pesawat terbang terutama pesawat tempur dari berbagai jenis masih menjadi pusat perhatian dari masyarakat. Hal ini tampak dari antusias wartawan memberitakan pembelian alutsista baru bagi TNI AU yaitu pesawat Sukhoi dan pada setiap acara peringatan hari ulang tahun TNI AU acara demo manuver pesawat tempur merupakan acara yang ditunggu-tunggu dan mendapat jatah peliputan lebih besar oleh wartawan dari berbagai media massa.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh TNI AU agar semakin populer di tengah masyarakat adalah:
a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti membantu bencana alam dengan kontinyu. Serta mengadakan bhakti sosial seperti sunat massal, pengobatan gratis dan kunjungan ke panti sosial.
b. Membuka rumah sakit yang terjangkau bagi masyarakat umum baik secara harga, pelayanan dan lokasi, seperti yang dilaksanakan TNI AD dengan RSPAD Gatot Subroto dan TNI AL. RSAL Mintohardjo.
c. Mengadakan acara drag race, konser musik yang bersifat nasional dan semacamnya di sekitar Lanud seperti yang sering dilaksanakan di Lanud Atang Sendjaja dan Lanud Medan.
d. Mengadakan pelatihan dan pameran olah raga dirgantara yang murah bagi masyarakat.
e. Tampil di acara televisi seperti “target dan strategi” yang menampilkan profil satuan-satuan di jajaran TNI AU. Karena sebenarnya alutsista udara sangat menarik bagi masyarakat Indonesia dengan pesawat tempur yang canggih dan gagahnya.
f. Mengirimkan iklan tentang penerimaan prajurit TNI AU sampai ke pelosok-pelosok pedesaan.
g. Mensosialisasikan / mempromosikan museum TNI AU yang terdapat di Yogyakarta.
h. Mengadakan pembinaan Saka Dirgantara kepada pramuka dan para remaja.
i. TNI AU harus memperbanyak kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat dan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan, memperbanyak kerjasama dengan instansi / golongan intelektual dalam hal penguasaan teknologi dan informasi yang menjadi ciri khas dari TNI AU yang alitsista berbobot materiil dan padat teknologi.
j. Mengoptimalkan peran dan fungsi penerangan TNI AU dalam mempublikasikan tentang kedirgantaraan.
k. Memasyarakatkan olah raga kedirgantaraan,dengan melaksanakan demo olahraga dirgantara bekerjasama dengan FASI.
l. Meningkatkan Pembinaan Potensi Dirgantara. Upaya peningkatan minat dirgantara generasi muda meliputi metoda kegiatan Pramuka Saka Dirgantara, kursus pelatihan ordirga, SAR Udara, dan out bound, disamping itu juga melaksanakan sosialisasi berupa penyuluhan kedirgantaraan berupa forum komunikasi ceramah tentang kedirgantaraan, publikasi, seminar kedirgantaraan, demo ordirga dan joy flight.

kommasa

Analisis mengapa hal tersebut bisa terjadi adalah sebagai berikut :

a. Alasan Kepentingan. Selama ini unsur-unsur masyarakat sebagi pengkonsumsi utama berita yang disajikan oleh media massa,sangat jarang sekali yang memiliki kepentingan dengan TNI Angkatan Udara. Di lain pihak banyak sekali unsur-unsur masyarakat yang sangat berkepentingan terhadap pejabat kepolisian maupun pejabat pemerintah, karena bersinggungan langsung dengan berbagai kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berbeda jauh dengan pejabat TNI AU yang tidak bersinggungan langsung dengan kepentingan masyarakat. Media massa tentunya akan memilih berita yang mempunyai pangsa pasar lebih dan memiliki nilai jual yang lebih, karena media massa saat ini sudah ekonomi oriented.

b. Alasan Efek Yang Ditimbulkan. Efek merupakan salah satu penyebab seseorang berbuat sesuatu, begitu pula yang terjadi di masyarakat. Sesuatu yang memberikan efek khusus akan mendapat perhatian khusus pula, sedangkan yang tidak banyak efeknya tentunya akan tidak banyak mendapat perhatian di masyarakat. Perubahan Pejabat atau Jabatan di TNI AU tidak begitu memberikan efek khusus terhadap pola dan struktur yang terjadi di masyarakat. Berbeda dengan sertijab pejabat kepolisian atau pemerintah daerah yang kebijakannya akan dapat dirasakan secara langsung pada kehidupan masyarakat.

c. Alasan Pembinaan Bidang Penerangan/Humas. Di instansi kepolisian maupun pemerintah daerah, fungsi bagian penerangan atau humas sangat diperhatikan pembinaannya, sehingga mereka lebih mudah mengadakan penggalangan terhadap media massa.

d. Alasan Keamanan. Pada instansi militer biasanya keamanan lebih menjadi prioritas, sehingga akan terjadi tindak keamanan yang cukup serius apabila seorang sipil memasuki atau berhubungan dengan instansi militer. Contohnya dalam hal peliputan wartawan diwajibkan untuk mempunyai tanda pengenal atau tanda masuk, dilengkapi surat ijin dsb, sehingga secara psikologis manusia tidak senang menghadapi kesulitan atau persoalan yang berbelit-belit. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada antusiasme wartawan, sehingga dalam sertijab Kasau wartawan tidak sebanyak pada sertijab Kapolda, dimana pada sertijab Kapolda wartawan sudah terbiasa meliputi setiap kegiatan kerja mereka tanpa perlu tanda pengenal atau tanda masuk.

e. Alasan Kebutuhan. Di instansi kepolisian setiap kegiatan selalu bekerjasama dengan wartawan, seperti kegiatan tindakan penangkapan gembong teroris, acara patroli, sergap dan lain lain, dimana wartawan membutuhkan berita yang didapat dari kepolisian, polisi membutuhkan wartawan untuk publikasi, sementara TNI AU dalam setiap kegiatannya jarang bekerjasama dengan wartawan. Hal ini berpengaruh dalam acara sertijab Kasau maupun Kapolda.

f. Bidang Tugas. Bidang tugas yang diemban TNI memposisikan TNI tidak terlalu sering berhubungan secara langsung dengan masyarakat, khususnya TNI AU. Hal ini menyebabkan TNI AU kurang dikenal oleh masyarakat umum sehingga tidak terlalu menarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan TNI. Berbeda dengan bidang tugas polisi yang setiap hari adalah melayani kepentingan masyarakat sehingga keberadaan mereka sangat dikenal dalam masyarakat. Apabila dihubungkan dengan tujuan media massa yang bergerak dibidang komersial, maka sangat masuk akal apabila surat kabar lebih memilih berita-berita yang menarik perhatian masyarakat untuk dipublikasikan sehingga akan memacu tingkat penjualan.

g. Peran Dinas Penerangan. Selain hal tersebut diatas, peran dari dinas penerangan juga sangat menentukan dalam mempublikasikan kegiatan-kegiatan TNI. Semakin aktif dinas penerangan menjalankan fungsinya, maka akan semakin mudah dalam pelaksanaan sosialisasi kegiatan. Dalam hal pengoptimalan peran dinas penerangan, tidak lepas dari pemenuhan anggaran. Keterbatasan anggaran yang dialokasikan untuk TNI Angkatan Udara, mengakibatkan minimnya alokasi anggaran yang dialokasikan untuk satuan-satuan dibawahnya, termasuk Dispenaua. Keterbatasan anggaran untuk Dispenaua berakibat pula pada sedikitnya anggaran yang digunakan untuk mendukung operasional yang berada dibawah tanggung jawabnya. Sehingga upaya dalam mendukung publikasi kegiatan yang terjadi dalam lingkup TNI AU tidak dapat tercapai secara optimal.

kommasa

Teori Agenda Setting.
Teori Penentuan Agenda ( Agenda Setting Theory) adalah teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. Dua asumsi dasar yang paling mendasari penelitian tentang penentuan agenda adalah:

a. Masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan kenyataan; mereka menyaring dan membentuk isu.
b. Konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu lain.


Dalam teori agenga setting, dikenal beberapa dimensi sebagaimana dikemukakan oleh Mannheim sebagai berikut :

a. Agenda media, meliputi :

1) Visibility, yakni jumlah dan menonjolnya berita.
2) Audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.
3) Valence (Valensi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.


b. Agenda Khalayak,meliputi :

1) Familiarity (keakraban), yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.
2) Personal Salience (Penonjolan Pribadi), yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi.
3) Favorability (kesenangan), yakni pertimbangan senang atau tidak akan topik berita.

c. Agenda Kebijakan.

1) Demo Anti Israel. Republika mengambil topik demo anti Israel yang dilakukan PKS atas serangan ke jalur Gaza adalah karena pada waktu itu sedang terjadi penyerangan besar-besaran yang dilakukan oleh Israel kepada Hamas di Palestina dan sebagian besar media komunikasi memberitakan penyerangan tersebut termasuk aksi solidaritas yang dilakukan oleh beberapa lembaga atau organisasi yang ada di tanah air. Salah satu organisasi tersebut adalah Partai Keadilan Sejahtera yang merupakan salah satu partai politik berbasis Islam. Dengan alih-alih melakukan demo anti Israel dan menggalang solidaritas sesama warga muslim dari tanah air maka PKS melakukan demo dengan membawa atribut partai, hal ini oleh KPU dianggap sebagai pelanggaran karena memulai Pemilu lebih awal. Republika memberitakan hal tersebut dan membela Tifatul Sembiring karena sesama organisasi yang beraliran Islam, Republika yang merupakan surat kabar merasa tergerak juga untuk melakukan solidaritas bagi Palestina dengan memberikan dukungan bagi PKS untuk melakukan demonstrasi damai dan berita yang ditayangkan membela pernyataan Presiden PKS. Dilihat dari komunitas pembacanya yang mayoritas muslim pun, tampak wajar jika Republika mengambil headline masalah demo yang dilakukan PKS tersebut dan pasti pembaca Republika juga mengambil sikap yang sama dengan yang diberikan oleh redaksi yaitu mendukung kegiatan demonstrasi anti Israel dan menganggap hal tersebut bukan merupakan pelanggaran kampanye.

2) Pembentukan Propinsi Tapanuli. Suara Pembaruan menayangkan pemberitaan mengenai pembentukan Propinsi Tapanuli (Protap) karena kondisi saat itu di daerah-daerah di Indonesia ingin diberikan otonomi khusus dengan membentuk propinsi sendiri terlepas dari pemerintahan daerah sebelumnya termasuk Tapanuli yang ingin memisahkan diri dengan Propinsi Sumatra Utara. Persoalan perbedaan agama telah ada di Sumatra Utara sejak masa Belanda, hal ini terjadi lagi sekarang. Menurut ahli pemerintahan daerah, pemekaran wilayah yang dipaksakan akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari termasuk pembentukan Propinsi Tapanuli. Redaksi Suara Pembaruan mengambil judul tersebut dan memberikan dukungan kepada Propinsi Tapanuli dikarenakan adanya persamaan kepentingan yaitu pendiri dan redakturnya merupakan suku Batak dan sebagian besar beragama Kristen. Dalam hal ini agenda setting pemberitaan juga dipengaruhi oleh aliran dan kepentingan redaksi surat kabar.

kommasa

Surat Kabar Republika.
Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para wartawan profesional muda yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia yang dapat menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut berbuah. Kemudian surat kabar Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993.

Koran ini terbit di bawah bendera perusahaan PT Abdi Bangsa, namun pada akhir tahun 2000, mayoritas saham koran ini dimiliki oleh kelompok Mahaka Media. PT Abdi Bangsa selanjutnya menjadi holding company, dan Republika berada di bawah bendera PT Republika Media Mandiri, salah satu anak perusahaan PT Abdi Bangsa. Di bawah bendera Mahaka Media, kelompok ini juga menerbitkan majalah Golf Digest, koran berbahasa mandarin Harian Indonesia, majalah Parents, majalah a+, radio Jak FM, dan JakTV. Mahaka Media juga melakukan kolaborasi dengan kelompok radio Prambors, terutama radio Female dan Delta.

Walau berganti kepemilikan, Republika tak mengalami perubahan visi maupun misi. Namun harus diakui, ada perbedaan gaya dibandingkan dengan sebelumnya. Sentuhan bisnis dan independensi Republika menjadi lebih kuat. Karena itu, secara bisnis, koran ini terus berkembang. Republika menjadi makin profesional dan matang sebagai koran nasional untuk komunitas muslim. Pertama kali terbit tampil dengan "Desain Blok" (modular lay out) yang tak lazim, yang kini diikuti oleh semua koran di Indonesia. Republika pun memperoleh gelar juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak 1993. Tahun 1995, membuka situs surat kabar pertama dan situs berita pertama di Indonesia. Tahun 1997, menjadi yang pertama mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh ( SCJJ ). Salah satu koran pertama yang menerbitkan halaman khusus daerah.
Pemimpin Redaksi.
Hingga kini, Republika telah mengalami berkali-kali pergantian pemimpin redaksi. Pemimpin redaksi yang pertama adalah Parni Hadi, lalu Andi Makmur Makka, Zaim Uchrowi, Tommy Tamtomo, Yayat Supriyatna, Asro Kamal Rokan, dan saat ini adalah Ikhwanul Kiram Mashuri.Beberapa penghargaan yang telah didapat oleh Harian Republika adalah:

a. 1993: Juara Pertama Lomba Perwajahan Media Cetak.
b. 2005: Koran Terbaik 2004 dari Dewan Pers, yang menilai dari sisi penerapan kaidah jurnalistik.

c. 2006: Koran Terbaik 2005 dari Dewan Pers.
d. 2007: Koran Nasional Terbaik 2006 dari Majalah Cakram, sebuah majalah komunikasi, kehumasan, dan periklanan.
e. Beberapa kali meraih penghargaan dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sebagai koran berbahasa Indonesia terbaik, peringkat I maupun peringkat di bawahnya.
f. Penghargaan Perorangan, wartawan-wartawan Republika meraih berbagai macam penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), maupun dari berbagai institusi lainnya.

Kerjasama yang telah dilakukan Harian Republika dengan penerbitan luar negeri adalah:
a. 2006: Bekerja sama dengan The New York Times untuk menerbitkan kolom tanya jawab WINNING bersama Jack & Suzy Welch tentang manajemen. Jack Welch adalah orang yang sukses memimpin perusahaan raksasa Amerika Serikat, General Electric. Bukunya yang berjudul Winning menjadi best seller. Judul buku itulah yang kemudian dijadikan nama rubrik kolom tanya jawabnya. Kolom ini diasuh bersama istrinya, mantan pemimpin redaksi majalah manajemen.
b. 2006: Bekerja sama dengan koran terbesar di Malaysia, Berita Harian. Republika memberi ruang satu halaman untuk Berita Harian dan satu halaman untuk The New Straits Times, koran berbahasa Inggris yang masih satu grup dengan Berita Harian. Masing-masing sekali dalam sepekan. Republika juga terbit di Berita Harian, sepekan dua kali. Masing-masing satu halaman.
c. 2006: Menerbitkan majalah World Cup 2006. Majalah ini menjadi panduan bagi penikmat sepak bola dalam menyambut Piala Dunia 2006 di Jerman.
d. 2006: Menerbitkan majalah Cahaya Ramadhan. Majalah ini menjadi panduan dalam menjalani ibadah puasa.
e. 2006: Menerbitkan majalah Panduan Haji. Majalah panduan ibadah haji ini dibagikan gratis kepada seluruh jamaah haji Indonesia pada tahun itu yang berjumlah sekitar 200 ribu orang.
Gaya Bahasa.
Bahasa yang digunakan pada surat kabar ini menggunakan bahasa Indonesia seperti surat kabar pada umumnya namun pada beberapa judul digunakan bahasa Arab yang menerangkan bahwa Republika adalah koran yang berdasarkan Islam. Secara umum gaya bahasa yang digunakan yang mudah dimengerti oleh pembacanya serta dilengkapi dengan foto-foto yang memudahkan pembaca untuk melihat kejadian yang sesungguhnya.
Visi.
Menjadikan Republika sebagai koran umat yang terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan Rahmatan Lil Alamin.
Misi.
a. Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara profesional.
b. Meningkatkan budaya kerja yang sehat dan transparan.
c. Meningkatkan kinerja dengan menciptakan sistem manajemen yang kondusif dan profesional.
d. Meningkatkan penjualan iklan dan koran, sementara menekan biaya operasional.
e. Memprioritaskan pengembangan pemasaran Republika di jabodetabek, tanpa harus mematikan di daerah yang sudah ada.
f. Merajut tali persaudaraan dengan organisasi-organisasi Islam di Indonesia.
g. Bekerja sama dengan mitra usaha di dalam pengembangan pasar Republika di luar pulau jawa.
h. Mengamati peluang pengembangan ”KORAN KOMUNITAS”
i. Menjadikan PT. Republika Media Mandiri sebagai ”sister company” yang sehat.

Surat Kabar Suara Pembaharuan.
Suara Pembaruan adalah sebuah surat kabar Indonesia yang berbasis di Jakarta. Surat kabar ini terbit pada sore hari. Suara pembaruan terbit pertama kali pada tanggal 27 April 1961 dengan nama Sinar Harapan yang dikelola oleh PT. Sinar Kasih. Pada tahun 1986, dunia surat kabar Indonesia terguncang, ketika harian umum ini dicabut izin terbitnya oleh pemerintah Orde baru. Namun pemimpin umum PT. Sinar Kasih terus mencari cara untuk bisa kembali menerbitkan Sinar Harapan. Akhirnya pada tanggal 4 Februari 1987 setelah negosiasi panjang dengan pihak pemerintah, pengelola diijinkan kembali menerbitkan koran dengan nama baru, yaitu Suara Pembaruan dengan nama penerbit baru yakni PT. Media Interaksi utama. Koran baru ini memiliki konsep yang tidak jauh berbeda dengan koran sebelumnya termasuk logo dan rubrikasinya.
Edisi hariannya berisi dengan berita-berita seperti politik, ekonomi, hukum dan lain-lain, sedangkan edisi Minggu Suara Pembaruan bercorak lebih santai dan soft. Beritanya dikemas lebih ringan untuk menemani akhir pekan para pembacanya. Sejak tahun 2006, Suara Pembaruan memiliki kemitraan strategis dengan Globe Media Group, sebuah grup penerbit yang mengelola beberapa media cetak diantaranya koran bisnis Investor Daily, Majalah Investor, majalah Globe Asia, dan koran berbahasa Inggris The Jakarta Globe. Seperti halnya koran-koran mainstream pada umumnya, Suara Pembaruan terbit dalam versi cetak, versi online (www.suarapembaruan.com) dan versi e-paper (epaper.suarapembaruan.com). Peredaran Suara Pembaruan meliputi sekitar 85% di Jabodetabek dan 15% di kota-kota lain di Indonesia. Banyak kalangan menilai Suara Pembaruan adalah koran sore terbesar di Indonesia. Menurut Nielsen Media Research, profil pembaca Suara Pembaruan adalah pria (67%), usia 30-39 tahun (51%), usia 20-29 tahun (38%), SES A1, A2 (40%), white collar (56%), blue collar (25%), pendidikan SLTA (58%)dan universitas(25%)

Gaya Bahasa.
Gaya bahasa yang digunakan pada surat kabar ini sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan jauh dari unsur pornografi serta dalam pemberitaannya dilengkapi dengan gambar-gambar yang diletakkan secara menarik dan mudah dilihat oleh pembacanya.

Sabtu, 04 April 2009

Master T

Master - T

Carry, unfold, watch :

Master-T is a robust, tactical 3D radar designed for air surveillance and air defense roles. Packed in two 20-foot ISO parcels, Master-T is transportable by road (10-ton vehicles), air (C-l30H), rail and sea and can be deployed on unprepared sites. Radar installation takes a maximum of 30 minutes with a crew of four. Ten minutes later, two high-definition color displays in the radar cabin provide a precise 3D air picture out to 440 km with 360° coverage.

Peace of mind :

Technology and fault- tolerant architecture ensure high operational availability. Mean time between critical failures MTBCF exceeds 1,500 hours. So logistic support is drastically reduced.

Tough on the enemy :

High mobility and low infrared and electromagnetic signatures ensure high system survivability even under the worst active jamming, chaff and clutter conditions. Threat assessment is enhanced by the Master-T raid analysis function as a further guarantee of successful air operations and continued airspace control.

Features :

  • S (I-J) band
  • Large operating bandwidth: 400 MHz
  • Fully solid-state transmitter
  • Transmission of plots and/or tracks to remote centers
  • Accommodates all kinds of protocols and formatted messages

Operational use :

  • Unattended
  • Stand-alone within co-located C2 facility
  • Integrated in an Air Command and Control network

Detection domain :

  • Instrumented range: 444 km
  • Minimum detection range: 8 km
  • Ceiling: up to 100,000 feet
  • Elevation coverage: 20°
  • Range (small aircraft): 390 km

Accuracy / Discrimination on combat aircraft :

  • Range: 30 m / 200 m
  • Azimuth: 0.3°/ 3°
  • Height: 2,000 feet at 100 Nm

Transportability (land, sea and air) :

  • One 20-foot ISO standard container and One 20-foot ISO platform
  • Two 10-ton trucks
  • Aircraft (C-130 type)

IFF System

  • Co-mounted secondary antenna
  • Modes: 1, 2, 3/ A, C, Secure

Miscellaneous :

  • MTBCF > 1,500 hours
  • Availability > 99,9 %
pikiran yang cerah berasal dari hati nurani